Syair Sang Pencinta

Ketika ku melihat bunga mawar
Kecantikannya mengingatkanku akan dirimu, duhai dambaan hati
Duri tajamnya menghalau segala pengganggu
Seperti engkau yang menjaga kehormatanmu

Tatkala kupandangi air yang mengalir
Ku teringat jua akan dirimu
Kejernihannya bagaikan jernihnya hatimu
Kesejukannya bagaikan kesantunanmu

Saat kupandangi pepohonan yang rimbun
Buah-buahnya banyak dan ranum
Kembali ku teringat dirimu
Banyaknya buah seperti banyaknya amalmu
Akarnya yang terpendam dalam tanah
Menggambarkan kerendahan hatimu
Rela tak terlihat, rela tak terkenal
Demi tegaknya Islam yang mulia

Beningnya kaca-kaca itu, ibarat beningnya air matamu
Yang menetes, di tiap sujudmu, di tiap tahajjudmu
Yang menetes pula di tiap doa-doa yang kau untaikan
Begitulah teman-temanmu bercerita akan dirimu

Semilir angin yang berhembus perlahan
Menggambarkan kelembutan dirimu
Sinar mentari yang hangat
Laksana senyum yang kau siratkan
Bintang yang menerangi malam hari
Laksana engkau, yang menerangi orang-orang sekitarmu

Engkaupun seperti permata dalam etalase
Yang tak dapat sembarangan disentuh

Sungguh, ingin sekali kusampaikan puisi ini untukmu
Sungguh, sesekali aku mengangankan
Jalan berdua denganmu, bergandengkan tangan
Namun, ku berikrar dalam hati
"Tidak akan kulakukan itu, sebelum waktunya tiba"
Sebab, yang akan kudapati hanyalah bunga yang layu dan air yang keruh
Jika kulakukan sebelum waktunya

Akupun memohon pada Penciptamu, Pemilik segala keindahan, Allah SWT
Ya Rabb, Sang Pemilik Hati, jagalah hati kami, dari segala hembusan-hembusan syahwat
Dan dari bisikan-bisikan halus syaithon
Ya Rabb, jika ia memang yang terbaik untukku, maka tautkanlah hati kami
Jikalau ia bukan yang terbaik untukku, tautkanlah hatiku
Pada kekasih yang mencintai-Mu, dan dapat membimbingku tuk tetap mencintai-Mu
****
Muhammad Jauhar Al-Fatih