Selamat datang di Blog Karya Islami

Yaa Allah, Guide me all the way to Your Jannah...

Kamis, 09 Juni 2011

Muhasabah



Melihat kondisi zaman sekarang, tak bisa dipungkiri bahwa nilai-nilai agama dan moral mulai dikesampingkan. Sebagai gantinya, hawa nafsulah yang ditampilkan sebagai patokan atau tolok ukur sebuah perbuatan. Sudah tidak lagi takut akan dosa, sudah tidak merasa bahwa tiap-tiap jiwa diawasi gerak-geriknya oleh Allah SWT. Korupsi, menyontek saat ujian, mencuri, perzinahan, mabuk-mabukan, sepertinya sudah menjadi langganan untuk menghiasi layar kaca. Itupun baru sebagian kecilnya.

Mungkin kita sudah muak melihat itu semua. Mungkin kita akan mendesis dalam hati,"Ih,, jahat banget sih nih orang!" atau "Gak tau apa kalo perbuatannya itu bakal dihisab?"
Desisan-desisan seperti itu sebenarnya lebih layak ditujukan pada diri kita sendiri. Untuk mengingatkan kita, bahwa ada Allah SWT yang selalu mengawasi kita. Bagaimanakah perasaan kita jika misalnya, kita sebagai bawahan melakukan kesalahan fatal di depan atasan kita. Malu bukan? Atau, melakukan kesalahan di depan kekasih kita. Malu kan? Apalagi, apalagi di bawah pengawasan Allah SWT! Walaupun, Allah SWT sangat luas pintu maaf-Nya, sangat luas ampunan-Nya, tapi, bukan berarti kita bisa dengan seenaknya melakukan kesalahan dan dosa terus-menerus.

"Gak tau apa kalo perbuatan kamu bakal dihisab?", begitulah kira-kira suara hati nurani mengingatkan kita, jika kita ingin melakukan suatu perbuatan dosa. Sayang, mungkin kita telah memenjarakan nurani itu, sehingga hanya suara paraunya yang sampai ke kita. Tak enak didengar oleh kita. Sehingga, yang terjadi adalah, kita terus melakukan dosa, dosa, dan dosa. Na'udzubillahi min dzaalik.

"Hisablah diri kalian, sebelum kalian nanti dihisab", begitulah Umar berkata.
Memang, banyak sekali kesalahan kita jika kita mau merenung, mau bermuhasabah.

Berapa banyakkah detik-detik yang berlalu dalam kemaksiatan? Berapa kalikah kita menzhalimi orang lain? Berapa kalikah kita, para pemuda, tak canggung bertatap muka dengan lawan jenis yang bukan mahram? Berapa karakterkah SMS cinta yang kita tujukan untuk lawan jenis bukan mahram? Berapa jenakkah pikiran kita hanyut pada pikiran-pikiran kotor? Masya Allah... Astaghfirullah...

Lebih banyak mana, membaca Al-Qur'an atau buku-buku perusak moral?
Lebih sering mana, pergi ke masjid atau pergi ke mall-mall?
Lebih hafal mana, Al-Qur'an atau lagu-lagu pelemah jiwa?
Lebih lama mana, SMS-an dengan 'pacar' kita atau berinteraksi kepada Allah SWT?
Lebih suka mana, ucapan penuh makna seperti "Astaghfirullah", "Laa Ilaaha Illallaah", "Masya Allah" atau ucapan-ucapan buruk seperti "Buset", "Anjing", "Bangsat"?
Astaghfirullahal 'Azhiim...

Mari kita tanyakan pertanyaan-pertanyaan tadi pada diri kita sendiri. Mari kita renungi kesalahan kita, kita bermuhasabah. Minta ampunlah pada Allah SWT. Teteskanlah air mata kita. Sesungguhnya, air mata penyesalan atas dosa-dosa kita, akan menjadi penghalang bagi api neraka untuk menyentuh kita. Begitulah Rasulullah SAW bersabda. Setelah itu, janganlah kembali melakukan kesalahan itu. Jika demikian, maka air mata kita tak lebih dari air mata buaya. Kumpulkan semangat kita untuk beramal setelah muhasabah itu.

Penulispun tak lepas dari kesalahan-kesalahan itu. Maka, mari kita bermuhasabah. Semoga Allah SWT menghapus dosa-dosa kita setelah bermuhasabah.

Kata-kata cinta, terucap indah
Mengalir berdzikir di kidung doaku
Sakit yang kurasa biar jadi penawar dosaku...
Butir-butir cinta air mataku
Teringat semua yang Kau beri untukku
Ampuni khilaf dan salah... selama ini Ya Ilahi...
Muhasabah cintaku....
(Edcoustic, Muhasabah Cinta)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar