Selamat datang di Blog Karya Islami

Yaa Allah, Guide me all the way to Your Jannah...

Rabu, 25 Juli 2012

Mari Doakan Mereka dan Diri Kita


             Astaghfirullah. Begitu perih hati ini melihat muslimah dengan santainya berjalan tanpa menutup auratnya. Begitu pilu diri ini melihat pacaran sudah menjadi hal yang biasa, bahkan membanggakan. Begitu tersayat hati ini melihat musik-musik jahiliyyah jauuuuh lebih digandrungi dibanding lantunan ayat suci Al-Qur'an. Menitik air mata ini, melihat Islam makin dijauhi, bukan hanya oleh non-muslim, tapi juga dari kalangan muslim sendiri!
                Astaghfirullah. Hanya kata itu mungkin yang dapat saya ucapkan, ketika melihat fenomena dan realita umat Islam zaman ini. Tak adakah lagi sosok yang imannya sekokoh -atau mendekati- Abu Bakar Ash-Shiddiq, yang membenarkan segala perkataan Rasulullah? Tak adakah lagi sosok pemimpin sesederhana Umar ibn Khattab? Tak adakah lagi sosok segigih Ahmad ibn Hanbal melawan aliran sesat   -saat itu aliran sesatnya adalah paham Mu'tazilah-? Tak ada? Semoga ini hanya pendapat dari sudut pandang saya saja.
                Realita di atas, kini, saudaraku, disadari atau tidak, telah merasuk ke dalam sanubari negeri kita tercinta. Berbagai bencana alam yang menimpa kita, barangkali adalah teguran untuk kita. Ya, teguran. Bukan lagi sekedar ujian. Dan semoga tidak berwujud azab nantinya. Na'udzubillahi min dzaalik.
                Lihatlah negeri kita saudaraku. Berbagai kekejian umat-umat terdahulu telah dilakukan muslim di negeri ini. Korupsi dan kecurangan ala penduduk Madyan. Lalu, homoseksual dan lesbiannya kaum Nabi Luth juga kini telah ada di negeri ini. Bahkan, mereka -kaum Nabi Luth- mengolok-olok Nabi Luth dan pengikutnya sebagai orang-orang yang 'sok suci' (cek QS. Al-A'raaf ayat 82). Lihatlah, adakah tanda-tanda ini telah muncul di negeri kita?
                Kitapun telah mengikuti kaum Tsamud, di mana gedung-gedung telah menjulang, namun membangkang dari perintah Allah. Bahkan, yang lebih parah lagi, kaum Tsamud ini juga tidak menyukai orang-orang yang memberi nasehat (cek Surah Al-A'raaf: 79). Ada pula kesombongan akut setingkat Fir'aun yang mengaku 'tuhan'. Penyembahan berhala berwujud fashion, liberalisme, sekulerisme, dll, pun telah menggerogoti negeri ini. Masya Allah.
                Astaghfirullah. Lagi-lagi kata itu yang terlontar dari mulutku. Kemaksiatan umat-umat terdahulu, kini berkumpul di negeri kita. Maka, ini adalah tugas kita sebagai pengemban amanah dakwah untuk menyelesaikan problematika umat ini. Namun, di satu sisi, saya yakin, di lubuk hati para pelaku maksiat yang terdalam, mereka merindukan taubat. Hanya saja, mungkin, yang mereka butuhkan lebih dari ilmu tentang syariat, atau khutbah tentang surga dan neraka. Atau motivasi untuk beramal dan meninggalkan maksiat. Atau dakwah lewat perilaku. Atau uluran tangan kita.
                Ya, lebih dari itu, mereka membutuhkan doa kita. Kini, mereka sedang dalam track yang salah dan tak berdaya untuk kembali, maka, mereka membutuhkan doa kita agar dikuatkan untuk kembali ke track yang benar.
                Ya, mereka butuh doa kita. Doa tulus dari lisan-lisan kita. Doa yang bukan sekedar memohon ampunan untuk mereka, tapi juga mencakup dibukakan hati mereka untuk menjemput hidayah-Nya. Doa yang rendah hati, dalam tiap-tiap sujud kita, di sepertiga malam terakhir...
                Dan, jangan lupa juga untuk mendoakan diri kita sendiri. Mari berdoa untuk mereka dan diri kita :)
 Wallahu A'lam

Bumi Allah
Menjelang adzan Maghrib

Tidak ada komentar:

Posting Komentar